Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan kata “Database” khususnya di dunia teknologi. Walaupun begitu, sangat jarang sekali orang yang mengerti pengertian database secara lengkap.
Maka dari itu, disini Saya mencoba menjelaskan secara lengkap dan juga rinci tentang definisi dari database lengkap dengan beberapa jenis dan contohnya.
Pengertian Database
Database adalah sebuah kumpulan data yang disimpan secara terstruktur di dalam sebuah perangkat komputer untuk diolah atau dimanipulasi menggunakan sebuah perangkat lunak (software) program atau aplikasi yang tujuannya untuk menghasilkan sebuah informasi.
Baca juga Karakteristik Sistem Informasi
Sebuah database juga memiliki beberapa spesifikasi, seperti tipe data, struktur data, dan juga beberapa batasan pada data yang nantinya akan disimpan.
Database merupakan sebuah aspek yang memiliki peranan penting di dalam sebuah sistem karena berfungsi sebagai tempat penyimpanan data yang nantinya akan diolah lebih lanjut.
Peranan database juga sangat dibutuhkan untuk mengorganisasi data, menghindari data yang terduplikasi, menghindari hubungan antar data yang tidak jelas dan juga pembaharuan data yang rumit.
Adapun untuk proses memasukan dan mengambil data ke dan dari media penyimpanan harus menggunakan sebuah software yang memiliki database management system (DBMS).
Dengan menggunakan DBMS ini, Anda dapat dengan mudah memelihara, mengontrol, dan juga mengakses data yang tersimpan secara praktis dan lebih efisien.
Dapat dikatakan, peran DBMS adalah memberikan semua akses ke database untuk database user (pengguna).
Baca juga Pengertian Bottleneck
DBMS juga berperan sebagai lapisan yang menghubungkan database dengan program atau aplikasi agar memastikan jika database tetap terorganisasi secara konsisten dan memiliki akses yang mudah. Secara lengkap, DBMS sendiri memiliki beberapa fungsi seperti berikut.
- Pendefinisian data.
- Menangani permintaan user untuk dapat mengakses data.
- Memeriksa keamanan.
- Integriti data yang didefinisikan dari DBA (Database Administrator).
- Memberikan pelayanan terhadap kegagalan user dalam mengakses data yang disebabkan karena kerusakan sistem atau media penyimpanan.
- Layanan terhadap semua kerja fungsi secara efisien.
DBMS memiliki tujuan utama untuk memberikan tinjauan secara abstrak data kepada penggunanya. Jadi sistem akan menyembunyikan informasi tentang cara data tersebut disimpan, dipelihara, dan dapat diakses secara efisien.
Efisien disini dapat dimaksudkan yaitu rancangan struktur data yang lebih kompleks namun masih dapat dipakai pengguna awam tanpa perlu mengetahui strukturnya yang cukup kompleks.
Jenis-Jenis Database
Selain pengertian database, Anda juga perlu mengetahui jenis-jenis database. Berikut ini adalah beberapa jenis database yang banyak digunakan.
1. Database Flat-File
Jenis database yang pertama yaitu database flat-file. Database ini sangat cocok untuk data yang memiliki ukuran cukup kecil dan sifatnya yang fleksibel karena mudah diubah.
Database flat-file sendiri tersusun dari beberapa string di dalam beberapa file yang bisa diurai untuk mendapatkan informasi yang disimpan.
Database flat-file juga cocok digunakan untuk menyimpan data yang simpel dalam jumlah yang kecil.
Database flat-file akan menjadi tidak efektif jika dipakai untuk menyimpan data yang kompleks, walaupun sebenarnya sangat dimungkinkan untuk penggunaan itu.
Namun yang perlu Anda perhatikan disini, terdapat beberapa kendala ketika menggunakan database flat-file ini, salah satunya adalah rentan terjadinya data yang corrupt karena tidak adanya sistem penguncian ketika data sedang digunakan.
Selain itu, duplikasi data mungkin sangat sulit dihindari jika Anda menggunakan database jenis flat-file ini.
Salah satu tipe database jenis flat-file yaitu file CSV yang ciri-cirinya adalah terdapatnya pemisah koma di dalam setiap nilainya.
2. Database Relasional
Jika dibandingkan dengan database flat-file, database relasional memiliki struktur database yang lebih logis jika dilihat dari proses penyimpanannya.
Database ini diberi nama “Relasional” dikarenakan beberapa tabel yang terdapat di database ini dihubungkan dari satu dengan yang lainnya.
Database relasional memakai beberapa tabel dua dimensi yang masing-masing dari tabel tersebut tersusun dengan dari baris dan kolom.
Untuk membuat hubungan di antara tabel-tabel tersebut, diperlukan key, yang dinamakan primary key di salah satu tabel dan foreign key di tabel yang lain.
Dapat dikatakan saat ini database relasional menjadi pilihan pertama bagi kebanyakan user dikarenakan memiliki lebih banyak keunggulan.
Dengan menggunakan database relasional, program aplikasi dapat mengakses data menjadi lebih mudah dan lebih dapat dikembangkan jika dibandingkan dengan penggunaan database flat-file.
Walaupun memiliki beberapa kelebihan, database relasional juga memiliki beberapa kekurangan di dalam penggunaanya.
Salah satu kekurangan dari database relasional adalah pengaplikasian yang lebih sulit untuk data dengan jumlah yang besar ditambah lagi memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.
Tidak hanya itu saja, kekurangan dari database relasional dapat dirasakan ketika mencari sebuah informasi menjadi lebih lamban.
Hal ini dikarenakan database ini perlu menghubungkan beberapa tabel terlebih dahulu jika data-datanya sudah tersebar di beberapa tabel.
Walaupun memiliki beberapa kekurangan, database relasional sudah digunakan secara luas.
Database relasional sendiri saat ini sudah banyak dimanfaatkan beberapa perusahaan dari skala kecil hingga perusahaan yang sudah memiliki nama besar.
Contoh Beberapa Basis Data
Setelah memahami jenis database yang umumnya digunakan, sekarang Saya akan membahas beberapa contoh database yang umum digunakan oleh sebagian besar perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa diantaranya.
1. Basis Data MySQL
MySQL sendiri adalah sebuah database open source yang paling populer dan banyak digunakan untuk aplikasi berbasis web, seperti media atau marketplace.
MySQL adalah database kedua yang memiliki pengguna paling banyak dan menjadi yang pertama untuk database sumber terbuka (open source) di tahun 2013.
MySQL pertama kali hadir pada tahun 1995 dan yang menjadi sponsor utamanya adalah MySQL AB, perusahaan asal Swedia. Pengembang dari database MySQL yaitu Michael Widenius, David Axmark, dan Allan Larsson.
Tujuan MySQL dibuat yaitu agar menyediakan lebih banyak pilihan untuk pengelolaan data yang efisien dan hAndal.
MySQL sebagai database utama untuk aplikasi web sering kali di kolaborasikan dengan PHP sebagai bahasa pemrograman yang berorientasikan objek.
MySQL adalah salah satu komponen penting di dalam sebuah web service solution stack LAMP (Linux, Apache, MySQL, PHP).
Adapun keempat komponen tersebut memiliki fungsi tersendiri, yaitu Linux berperan menjadi sistem operasi, Apache untuk web server, MySQL untuk database, dan PHP sebagai bahasa skrip.
MySQL juga telah digunakan oleh berbagai perusahaan besar sebagai database, seperti Facebook, Google, Adobe, dan masih banyak lagi.
Saat ini, MySQL sendiri sudah menjadi salah satu produk database yang di naungi oleh Oracle Corporation dengan skema lisensi gAnda.
Anda pun dapat menggunakan opsi lisensi sumber terbuka (GPL) selama masih dalam peraturan lisensi tersebut.
Namun jika Anda ingin melakukan distribusi aplikasi non-GPL yang terdapat MySQL di dalamnya, maka Anda diharuskan untuk membeli lisensi komersialnya.
2. Database Oracle
Oracle adalah salah satu database yang telah populer dan banyak perusahaan telah mengakui bahwa telah menjadi database terbaik untuk versi database komersial.
Oracle telah menyediakan berbagai macam konfigurasi dengan fitur yang dapat disesuaikan dengan perusahaan kecil hingga perusahaan besar yang membutuhkan database yang terbaik untuk kebutuhan bisnisnya.
Oracle juga dianggap kinerjanya lebih baik jika dibandingkan dengan database komersial lainnya.
Oracle sendiri pertama kali rilis pada tahun 1977 yang dahulu pada versi pertamanya masih dikembangkan oleh SDL (Software Development Laboratories). Para pendiri Oracle antara lain Larry Ellison, Bob Miner, dan Ed Oates.
Tahun 1979, Oracle mulai merilis versi komersial, sedangkan untuk versi saat ini yang tersedia adalah Oracle 12c, dimana “c” memiliki arti cloud computing. Cloud computing sendiri adalah cara kerja Oracle untuk memperluas databasenya.
3. Database Microsoft SQL Server
Jika dilihat dari namanya saja, tentu Anda sudah tahu siapa pemilik dari produk database ini.
Perusahaan teknologi ternama Microsoft tidak hanya memiliki produk software sistem operasi seperti Microsoft Windows, Microsoft Windows Server, dan lain sebagainya, namun juga memiliki produk database yang cukup terkenal, yaitu Microsoft SQL Server.
Microsoft SQL Server sendiri adalah database berjenis relasional yang memiliki sifat komersial.
Berbeda halnya dengan Microsoft Office Acces yang hanya dapat digunakan untuk perangkat komputer, Microsoft SQL Server untuk komputer lengkap dengan Windows Server menyediakan layanan untuk mengelola database sekelas perusahaan dengan skala kecil hingga besar.
Saat ini sudah banyak perusahaan dari segala bidang yang menggunakan sistem operasi Microsoft Windows Server dalam mengelola sistem informasi perusahaan.
Microsoft SQL Server juga menjadi pilihan utama bagi para pemakai Microsoft Windows Server dikarenakan memiliki kemudahan untuk digunakan, faktor ketersediaan, dan juga sistem integrasi yang sangat mudah ke Microsoft Windows Server.
Adapun versi terbaru dari Microsoft SQL Server adalah Microsoft SQL Server 2016 yang dapat digunakan untuk platform on-premises (dikelola di server lokal) dan cloud database.
Di dalam versi terbarunya, Microsoft SQL Server juga menawarkan beberapa fitur terbaru dan peningkatan yang bisa memberikan terobosan di dalam kinerja database.
4. Database MariaDB
Mungkin Anda sangat jarang sekali mendengarkan produk database yang satu ini jika dibandingkan dengan beberapa produk database sebelumnya.
MariaDB adalah sistem database yang berjenis relational dengan sifatnya yang open source (sumber terbuka). Semua kode sumber database MariaDB dirilis dibawah lisensi GPL, LGPL, atau BSD.
Perlu Anda ketahui, MariaDB adalah fork dari database MySQL. Fork disini adalah berperan sebagai proyek yang dapat dikatakan sebagai versi mini dari MySQL stAndar.
MariaDB merupakan versi lanjutan dari MySQL dari Michael Widenius yang meninggalkan perusahaan sebelumnya setelah diakuisisi oleh Oracle Corporation.
Walaupun namanya belum banyak dikenal, database MariaDB memiliki tingkat kepopuleran yang semakin merangkak naik. Hal ini dibuktikan dengan Red Hat Enterprise Linux (RHEL) berhasil menyingkirkan MySQL di tahun 2013.
Sama halnya dengan Fedora yang lebih memperimbangkan MariaDB dibandingkan dengan MySQL untuk rilisan Fedora 19.
Pada versi terbarunya, MariaDB memiliki sistem keamanan data yang lebih baik dengan database security di setiap lapisan.
Tidak hanya itu saja, MariaDB juga dapat mendeteksi dan mencegah cybercrime dengan berbagai fitur yang dimilikinya, seperti Access control, Key Management Services, dan authentication.
Melalui penjelasan di atas, harapannya Anda sudah memahami pengertian database secara rinci, lengkap dengan jenis dan contoh-contohnya. Anda bisa memilih database sesuai kebutuhan karena setiap produk database memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.